Jumat, 20 November 2009

MAU DI BAWA KEMANA PULAUKU NAN ELOK….???

Ketika kita menjejakkan kaki kita di pulau lingayan, banyak hal menarik yang kita jumpai di pulau ini. Pulau yang sangat perawan yang belum dijamah oleh kemajuan tehnologi, semakin memperlihatkan pesona alamiahnya.
Sambutan hamparan pasir halus berwarna putih membuat kita terhenyak bagai berjalan di atas permadani stana. Sapaan keramahan masyarakat di sini yang berasal dari berbagai etnis membuat kita betah untuk berlama-lama di pulau ini.
Hari ini kami serombongan teman2 menginap selama 3 hari di pulau nan elok, membuat kebetahan yang semakin terasa, kami menyusuri pesisir pantai pulau yang memiliki luas 122,55ha, di bagian utara terdapat segerombolan hutan mangrove dengan berbagai jenis, sangat mudah untuk mengenalinya…,berjalan lagi sedikit terdapat kumpulan bebatuan dengan berbagai bentuk yang unik. Wou…keren…cuantik buanget. Perjalanan belum nyampe ke bagian selatan kami sudah mendapatkan beberapa ttik tempat penyu bertelur, keinginan untuk melihat proses bertelur dan turun ke laut tidak dapat kami lakukan karena belum musim kata guide kami sang kepala dusun, rugi bener…! Langkah kami gontai menyusuri pesisir pantai kami temui karaker pasir yang bagai permadani halus…..,lembut….,putih…sangat cantik, ingin kubermain sepuasnya di hamparan pasir membentuk gundukan bangunan, kolam-kolam dan macam2 permainan, seperti anak kecil tapi semuanya tidak dapat kulakukan karena waktu udah menjelang sore. Akhirnya kami mempercepat langkah kaki kami untuk tiba di rumah.
Esok hari perjalanan mengelilingi pantai dilanjutkan, ternyata pulau ini benar2 sangat cantik karena di dominasi oleh hamparan pasir putih yang lembut. Setelah selesai mengelilingi pantai kami melepaskan rasa lelah kami di bawah pohon kelapa sambil minum air kelapa , uenak…tenan…, org manado bilang pe sdap skali…! Kemudian kami melanjutkan kegiatan kami untuk menerobos kecantikan hamparan terumbu karang yang terbentang seluas 1500 m2, pemandangan terumbu karang yang membuat kebetahan bagi kami. Tutupan karang yang sangat menarik semakin menambah pesona pulau lingayan.
Pulau Lingayan merupakan pesona alami yang sangat fantastic dan tidak akan dijumpai di tempai lain, pesonanya tidak dapat di uraikan dengan kata2.
Pulau lingayan yang merupakan pulau terluar yang berbatasan dengan Negara Malasyia sangat wajar untuk diberdayakan sebagai daerah wisata. Kenapa harus wisata…apakah tidak ada kegiatan yang lain selain pariwisata …? Pertanyaan ini sering bermunculan apabila aku diskusikan dengan beberapa teman2. Ku jawab pertanyaan mereka bahwa pulau ini cantik, menarik, dan sangat virgin…! Apa kata mereka….nonsens bunda…., ini tidak akan menjawab goal dari apa yang bunda inginkan dan harapkan..! why…., ….sebab ketersediaan sumberdaya hanyalah pemicu perjalanan menuju pengembangan pariwisata, bgmn bisa ada pariwisata kalau tanpa dukungan wisatawan dan penduduk local yang menggunakan sumberdaya itu…, bagaimana aksesbilitasnya…untuk mencapai produk dari objek wisata itu…? Ini semua mengingatkanku pada pernyataan Kelly (1998) dan Gunn (2002) bahwa unsur terpenting bagi permintaan wisata adalah wisatawan dan penduduk lokal, serta ketersediaan waktu dan kelompok pengguna produk tsb, contohnya bahwa pada tahun 1994 rata2 60persen penduduk negara-negara Eropa Barat melakukan perjalanan wisata sekurang-kurannya selama 5 hari. Mundt (1998) menyatakan bahwa persentase tertinggi oleh Jerman (78 %) disusul Swiss (72 %) dan Denmark (71 %), merekalah konsumen utama yang mengonsumsi produk dan layanan wisata yang disediakan di negara atau tujuan wisata.
Benar sekali pernyataan di atas…,namun satu hal yang membuatku untuk memicu harapanku untuk memberdayakan pulau lingayan adalah karena sumberdayanya yang menarik sehingga dapat mengundang wistawan namun sifatnya yang unik yakni berada di wilayah perbatasan. Kenapa….sebab memberdayakan pulau perbatasan dengan produk ekowisata adalah hal terpenting dan cara mudah untuk mendapatkan pengakuan dari dunia International tentang kepemilikan pulau ini.
Masih melekat di benakku mengenai hak kepemilikan pulau Sipadan Ligitan…., Hilangnya dua pulau tersebut dari pangkuan pertiwi bukan saja berarti hilangnya suatu wilayah kecil nusantara namun berimplikasi pada perubahan batas negara termasuk hilangnya potensi penguasaan wilayah laut teritorial dan pemanfaatan sumberdaya alam di wilayah ZEE (Zone Ekonomi Ekslusif). Kerugian yang tak ternilai secara ekonomi adalah bahwa lepasnya kedua pulau tersebut telah mengusik rasa kebangsaan dan nasionalisme bangsa Indonesia. Walaupun menurut perjanjian Inggris dan Belanda, kedua pulau tersebut masuk wilayah Indonesia, tetapi Mahkamah Internasional lebih menitikberatkan pada bukti peranan Malaysia di Sipadan-Ligitan. Tiga aspek utama yang dijadikan alasan Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia yakni keberadaan secara terus menerus (continuous presence), penguasaan efektif (effective occupation), dan pelestarian ekologis (ecology preservation). Indonesia lemah dalam ketiga hal tersebut dibanding Malaysia.
Hayo….gimana untuk mencegah terulangnya hal tsb diatas…?, nah..satu2nya adalah berdayakan pulau perbatasan sebagai beranda depan rumah kita, apabila diperlakukan sebagai beranda depan maka yang ada di benak kita adalah berdayakan dan berdayakan secantik mungkin untuk mengundang tamu-tamu yang akan mengakui bahwa pulau ini adalah milik kita Negara Republik Indonesia dan yang paling menarik adalah pariwisata, karena kehadiran wisatawan asing akan memberikan suatu pengakuan yang hakiki di kancah International’
Wahai…sahabat-sahabatku yang jaoh di mato…, mari kita bersatu hati membangun pulau perbatasan dengan strategi kepemilikan dan penguasaan secara terus menerus dengan mempersolek nya dengan strategi dan program yang aduhai…..pariwisata….oh…pariwisata.....kugenggam erat ide awalku yang kubangun dalam harapan-harapanku…,atau bisakah…aku mengkolaborasikan pariwisata dan konservasi…? Pasti sangat menarik…,tulisan akan berlanjut dalam rangkaian ide dan strategi pengelolaan berkelanjutan dengan tujuan mulia mensejahterakan masyarakat yang terpinggirkan.

Tidak ada komentar: